Dampak Covid-19 tidak hanya memporakporandakan kesehatan penduduk Indonesia tetapi juga sektor perekonomiannya. Ekonomi yang lesu karena kehadiran Covid-19 juga melanda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan pulau penghasil timah terbesar kedua di dunia.
Kasus Covid 19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sempat menyentuh angka yang sangat tinggi sehingga pemerintah pernah menerapkan PPKM level IV. Dari data Satuan Covid-19 Pusdalops BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2021 di awal Tahun 2021 kurang lebih tercatat empat ribu kasus terkonfirmasi positif dengan 79 kasus meninggal dunia. Adapun tren perkembangan jumlah terjadinya kasus Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari bulan November 2020 sampai November 2021 sebagai berikut.
Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus meningkat dari November 2020 sampai November 2021 menunjukkan trend peningkatan setiap bulannya. Peningkatan ini terjadi karena tingginya mobilitas dan kegiatan masyarakat yang menimbulkan kerumunan tanpa menjalankan protokol kesehatan.
Meningkatnya kasus positif Covid-19 yang pada akhirnya berujung penetapan PPKM level IV di Bangka Belitung menjadi alasan berbagai PHK bagi masyarakatnya sehingga menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Meningkatnya angka pengangguran tentu berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian baik dari segi permintaan maupun penawaran terhadap barang dan jasa di Bangka Belitung yang bermuara pada menurunnya pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung.
Pertumbuhan Ekonomi Per Tahun 2018 — Triwulan III 2021 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan tren yang fluktuatif. Dimana pada tahun 2018 yang merupakan tahun sebelum kemunculan Covid-19 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Laskar Pelangi ini sebesar 4,45% namun di tahun 2019 awal kemuncul Covid-19 pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mulai menurun ke angka 3,32%.Pertumbuhan ekonomi ini terus menunjukkan angka yang negatif hingga pada puncak Covid-19 yakni di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung menyentuh angka -2,30%
Hal ini terjadi karena hampir keseluruhan lapangan usaha di Bangka Belitung mengalami pembatasan kecuali lapangan usaha pertanian. Lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi goncangan karena PPKM yang diterapkan.
Meskipun sempat menyentuh angka negatif, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mulai bangkit di triwulan petama tahun 2021. Hal ini karena masyarakat mulai terbiasa dengan kehidupan yang baru dengan penerapan protokol kesehatan sehingga aktivittas ekonomi masyarakat mulai tubuh kembali.
Salah satu diantaranya yang menunjukkan peningatan yang signifikan di triwulan pertama tahun 2021 adalah sektor industri pengolahan, yang di tahun 2020 menyentuh angka -5,64% menjadi 5,16%. Tidak hanya sektor industri pengolahan, sektor unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lainnya juga mulai menunjukkan perbaikan hingga triwulan ke III tahun 2021. Akan tetapi laju pertumbhan pada lapangan usaha utama yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan tidak tumbuh melejit seperti sektor lainnya dikarenakan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap stabil meskipun melewati masa puncak Covid-19